Merencanakan keuangan dengan berinvestasi telah menjadi pilihan banyak orang untuk menjaga kesejahteraan masa depan. Bentuknya yang kian beragam pun memudahkan Anda menyesuaikannya dengan kebutuhan. Sebut saja tabungan saham, saham, deposito berjangka, menyewakan properti, hingga reksa dana. Semuanya bisa dibeli di berbagai perusahaan yang menawarkan aset investasi.
Masing-masing jenis investasi memiliki masing-masing kelebihan serta risiko yang perlu dipelajari. Jika Anda termasuk investor pemula dan memerlukan income lumayan tinggi, maka reksa dana adalah pilihan yang direkomendasikan. Artikel ini akan membahas Bareksa vs Bibit, dua penyedia reksa dana yang paling diminati pemula.
Profil Bareksa dan Bibit
Reksa dana secara garis besar adalah wadah dan pola pengelolaan atau dana modal bagi sejumlah investor. Mereka lantas memanfaatkan tempat tersebut untuk berinvestasi dengan macam-macam instrumen yang tersedia di pasar modal. Untuk mendapatkannya, Anda bisa membeli unit penyertaan reksa dana terlebih dahulu.
Bareksa
Bareksa adalah fintech pengembangan PT Bareksa Portal Investasi yang menyediakan marketplace reksa dana. Orang-orang yang bergabung dengan Bareksa pun dapat bertransaksi reksa dana secara online bersama sejumlah perusahaan manajer investasi.
Bareksa yang sudah eksis sejak 17 Februari 2013 kini telah menyediakan sekitar 207 produk reksa dana, termasuk produk. Produk-produk keuangan lain yang dapat Anda peroleh dari Bareksa adalah dana umrah, obligasi, dan Fund Academy. Sementara modal awal yang perlu nasabah keluarkan sangat terjangkau, yakni dari Rp50.000.
Bibit
Bibit adalah marketplace besutan PT Bibit Tumbuh Bersama yang memang terbilang lebih ‘muda’ dibandingkan Bareksa karena baru hadir pada 15 Januari 2019. Meski demikian, kiprahnya sebagai anak bawang tak bisa disepelekan begitu saja. Hal tersebut terlihat dari banyaknya nasabah yang tergabung, terutama pemula yang berminat jadi investor.
Bareksa vs Bibit
Membandingkan marketplace reksa dana seperti Bareksa dan Bibit sebaiknya menggunakan empat faktor utama, antara lain: legalitas, platform, fee jual beli, dan metode pembayaran.
1. Legalitas
Legalitas adalah faktor penting yang wajib Anda periksa saat hendak berurusan dengan perusahaan investasi. Pasalnya tak sedikit pemula yang tergiur profit tinggi malah tertipu karena perusahaan yang mengiming-imingi ternyata mempraktikkan investasi bodong.
Dalam hal ini, baik Bareksa maupun Bibit dikenal sebagai tempat jual beli reksa dana yang disebut sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD). Lantas untuk mendapatkan status tersebut, perusahaan harus mengikuti regulasi yang telah ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mengecek legalitas Bareksa dan Bibit bisa dilakukan dengan mengunjungi situs resmi OJK (OJK.go.id). Keduanya sudah sama-sama terdaftar sebagai APERD di OJK, sehingga legalitasnya sebagai penyedia reksa dana tak perlu diragukan.
2. Platform
Bareksa dan Bibit sama-sama menerapkan registrasi atau pendaftaran secara online lewat platform. Langkah tersebut dianggap praktis terutama untuk pemula, mengingat prosesnya tak membutuhkan pengisian data di lembaran kertas. Anda pun bisa melakukannya di mana dan kapan saja.
Namun, Anda tetap harus mempersiapkan dokumen-dokumen yang dimasukkan sebagai syarat. Salah satunya KTP dam swafoto Anda memegang tanda pengenal tersebut. Kemudian, Anda tinggal tunggu proses verifikasinya sekitar 1×24 jam.
3. Fee jual beli
Ada dua jenis biaya reksa dana yang wajib Anda perhatikan, yakni subscription fee (biaya pembelian) dan redemption fee (biaya penjualan). Biasanya, saat transaksi, Anda akan dikenakan biaya tambahan. Namun, Bareksa dan Bibit tak mengenakan biaya tersebut dalam setiap transaksi.
Besaran fee yang dibebankan pada tagihan relatif beragam, dari 1% sampai 3% dari total pembelian maupun penjualan reksa dana. Salah satu contoh platform yang mengenakan biaya tambahan adalah Mandiri Investasi dengan besaran 2,5% untuk transaksi. Akan tetapi, redemption fee bisa berkurang sampai 0% saat reksa dana disimpan lebih dari satu tahun.